Kamis, 24 Juli 2014

Bestfriend & Love --- Part 4

*I'm Sorry :'(
   5 tahun kemudian...
Kehidupan 4 sahabat itu sedikit berubah.  Ketika lulus SMA, Redi dan Putri break dulu karena Redi harus ke Sumatera untuk meneruskan kuliahnya. Yaa kalau dipikir - pikir sih mereka berbeda dengan Avila dan Malvin. Meskipun akhir - akhir ini mereka tidak saling mengontak, kita yakin takkan ada yang bisa memisahkan mereka.
   Ditengah keramaian kota Jakarta, Avila tergesa - gesa menuju kantor. Ini tidak biasanya ia hampir kesiangan masuk kerja. Sesampainya di kantor dia tabrakan dengan lelaki, "Maaf" kata Avila.  Tapi Avila langsung pergi begitu saja tanpa melihat siapa yang telah ditabraknya itu. "Eh, vil. ko baru nyampe?" tanya Putri yang ternyata mereka satu kantor, hanya saja berbeda jabatan.  Avila menjawab pertanyaan Putri "Iya nih tumben telat bangun, mana tadi tabrakan sama orang lagi".  Ketika perbincangan itu berlanjut, Avila dipanggil ke ruangan Bos-nya.
***
Pandu : Vila, saya hari ini ada meeting dengan client, tolong kamu siapkan data yang kemarin ya.
Avila : Iya.

   Sekitar pukul 15:00 WIB mereka pergi untuk meeting.  Diperjalanan merela ngobrol.
***
Pandu : Client aku kali ini orangnya hebat, dia temen kuliah aku.  Pinter terus kalau berpikir juga cepat tanggap. Yaa dia bisa dibilang sahabat sih.
Avila : Kamu udah lama ya deket sama dia?
Pandu : Lumayan sih, Vil. Tapi dia itu orangnya tertutup. Jarang mau cerita kalau lagi mikirin sesuatu. Pernah sih dia bilang punya pacar yang masih dia tunggu sampai sekarang.
Avila : Ooh..jadi penasaran
Pandu : Hehe ya dia asik kok. Kamu udah makan?
Avila : Udah sih tapi cuma sedikit.
Pandu : Yaudah nanti disana kita makan ya :)

   Tiba ditempat tujuan, client Pandu sudah menunggu di meja.  Ketika menghampirinya Avila sedikit terkejut dan langsung speechless.  Pandu mengenalkan Avila "Vin, kenalin ini Avila, tunangan saya".  Ada hal yang tidak disangka, pada saat itu, Malvin yang ada dihadapan Avila.  terlintas didalam pikiran Malvin "Ini kah yang kamu berikan padaku setelah 5 tahun aku menunggu?".  Keadaan diruangan itupun menjadi sunyi, Avila langsung izin untuk ke toilet, begitu juga dengan Malvin.
   Avila menangis didepan pintu keluar.  malvin mendekati Avila dan bertanya
***
Malvin : Jadi, kamu tunangan?
Avila : Maafin aku, aku juga gatau harus gimana lagi.  Papa aku pulang dan dia nyuruh aku kenal sama anak temennya dan mereka ngejodohin aku sama pandu.
Malvin : Ya , selamat vil. Aku ikut seneng.
Avila : kamu pikir aku seneng, Vin? Aku selama ini nungguin kamu, nunggu kabar dari kamu, tapi kamu? Ilang gitu aja dari hidup aku. :(
Malvin : Tapi satu hal yang harus kamu tau, aku bisa ilang dari hidup kamu, tapi aku ga bisa ngilangin kamu dihati aku.

   Malvin pun kembali ke ruangan tadi. Pandu menanyakan dimana Avila dan Malvin menjawab "Tadi saya liat ada di depan toilet".  Lalu mereka pun memulai meetingnya setelah Avila kembali.
   Kejadian itu membuat Malvin merasakan sakit hati.  Saat dirumah, Malvin menjadi seperti tak berdaya. Dia memukul tembok dengan keras.  Rasa sakit ditangannya tidak melebihi rasa sakit dihatinya.  Avila yang selama ini dia cintai, tiba - tiba datang dan memberikan kabar yang tidak disangka - sangka.
   Disisi lain dalam kehidupan Redi, saat ini dia berada di SumateraDila.  Takdir inilah yang menjadi jalan cerita mereka.  Terkadang takdir itu indah, bahkan dapat membuat kita lupa akan tujuan hidup.  Tapi takdir pun dapat membuat kita kecewa, menangis, lebih dari menangisi apapun.  Dan kita harus menerima takdir yang telah terjadi walaupun sangat menyakitkan.
   Semenjak  saat itu,  Avila terlihat murung dan menyesali semuanya.  Namun apa daya, dia tak bisa membantah ayahnya.  Ingin mengatakan yang sejujurnya kepada Pandu, akankah Pandu marah jika Avila bercerita yang sebenarnya? Daripada dipendam, akhirnya Avila bercerita soal Malvin.
***
Avila : Du, ada yang mau aku ceritain sama kamu.
Pandu : Iya apa, vil?
Avila : Sebenernya....
   Setelah Avila mengatakan yang sejujurnya, Pandu hanya tersenyum.  Entah apa yang ada dipikiran Pandu pada saat itu. Tapi, dari wajah Avila terpampang jelas rasa ketakutan akan tanggapan dari Pandu.
   Malam harinya Avila datang ke rumah Malvin..
***
Ibu Malvin : Eh, Avila. Ada apa malam - malam begini?

Avila : Malem bu, Malvinnya ada?
Ibu Malvin : Hm..coba kamu lihat ke kamarnya.

   Avila pun menghampiri kamar Malvin, ternyata Malvin sedang berdiri di Balcony kamarnya.
***
Avila : Vin
Malvin : Ngapain kamu kesini?
Avila : Aku *menahan air mata
Malvin : Vil, kamu udah tunangan. Dan aku, aku udah terima itu walau sebenernya aku ga rela lepasin kamu.
Avila : Maaf, vin. Aku ga cinta sama Pandu. Tapi kalo kamu udah terlanjur sakit hati sama aku... *berhenti berbicara

   Tiba - tiba saja Malvin memeluk Avila  dan mengatakan "Do you remember our promise? Please Avila... stop make me feel hurt. This is the world, the real world. We don't know what will happen to us. But, one things I'll tell you that I'll never stop to loving you."
   Malvin pun mengecup kening Avila. Mungkin itu akan menjadi moment terakhir kalinya Malvin memeluk dan mengecup kening Avila. Tidak ada yang menyangka hal ini akan terjadi. Persahabatan... yang menimbulkan rasa cinta diantaranya malah membawa kesedihan yang amat mendalam.  Kalau saja cinta itu tidak datang, maka tidak akan ada yang tersakiti.  Sekarang mereka berempat terpecahkan oleh waktu.  Apakah ini akan berakhir menyakitkan?

~to be continued~
c:#nchanime #nchanart

Tidak ada komentar:

Posting Komentar