Ketika aku melihat ke
arah wajahnya ya...itu memang dia yang selama ini aku cintai. "Maaf Rin"
ucapnya. Lalu dia menjelaskan semuanya dan ternyata dia meninggalkanku
bukan karena ada perempuan lain. Tapi dia harus pergi ke NY untuk
meneruskan sekolahnya. Aku ga nyangka fal, aku kira kamu pergi ninggalin
aku gitu aja. Tapi ternyata kamu cuman gamau aku sedih kalau kita
LDR-an. Kita break tapi kita masih saling cinta, Maaf aku pernah
ngelupain kamu fal :( Setelah Rifal bercerita dia berkata "Rin, kamu inget ga?", "Apa?", "Pertama kita jadian, kita habis hujan - hujanan dari sekolah, dan tepat dimana kita berdiri sekarang, aku nyatain perasaan aku sama kamu :) waktu itu tuh kita masih cinta monyet gitu kan? Tapi jujur, Rin, aku sayang sama kamu. Aku minta maaf bohong sama kamu 3 tahun yang lalu. Kalau boleh, kamu masih mau nerima aku?" ucapnya dengan serius. Yang bisa ku lakukan pada situasi itu hanyalah tersenyum dan yaa entahlah apa yang aku rasakan. Aku terharu ketika dia menceritakan hal itu. Tanpa berfikir panjang aku langsung memeluknya dan aku berkata "Kamu janji Fal sama aku, kamu ga akan ninggalin aku lagi kan?" dengan nada bicara tersedu, aku coba tuk mengakatan itu. Lalu Rifal memandang kearahku dan berkata "Iya, Rin. Dibawah langit yang sedang menangis ini, aku janji ga akan ninggalin kamu lagi. Biar langit, hujan dan taman ini yang menjadi saksi janji aku. Terutama kamu, Rin" *inilebay-_- Rifal tersenyum dan menghapus air mata yang jatuh di pipiku. Lalu dia mencium kening ku. Ini seperti saat pertama kali dia mencium keningku dulu sambil berkata "I love Arin and nobody can replace her in my heart". Sungguh aku lemas, seakan lututku tak kuasa menompang tubuh ini *terlalubermajas.
Pukul 21:00 aku tiba dirumah, awalnya aku takut tapi syukurlah dirumah aman. Tapiii... Keesokkan harinya... "ARIIIN!!!" Ibuku berteriak. Aku kaget dan mengira kalau aku ketahuan keluar malam. Ternyata bukan, Ibu mendapat telpon dari keluarga Rifal yang mengatakan bahwa Rifal masuk rumah sakit. Apa yang terjadi? *suruhsapahujanhujanan. Aku langsung pergi untuk menengoknya. Setiba di rumah sakit, orangtua Rifal menangis dan mereka bilang kalau Rifal bisa diselamatkan jika ada yang mendonorkan darah. Kebetulan golongan darah kita sama AB. Namun mereka mengingatkan bahwa tidak sedikit darah yang dibutuhkan. Apa boleh buat, demi orang yang aku cinta apapun akan ku lakukan meski nyawa taruhannya *cie. Mungkin aku memang berlebihan, tapi aku akan buktikan kalau aku tidak seperti orang - orang yang pacaran hanya karna ada maunya.
Setelah darahku di donorkan, aku mendapat kabar bahwa Rifal kini sudah siuman. Syukurlah, tapi aku tak bisa menghampirinya. Aku lemas...aku tak berdaya. Bahkan aku tak sadar kalau aku mulai tertidur. Hei...mimpi ku kali ini berbeda. Semua keluarga ku berkumpul. Eh tapi? Mengapa mereka di kamar pasien? Aku mendekati mereka tapi seakan tak ada yang menyadari. Aku melihat ke arah ranjang dalam kamar itu dan disana terbaring aku. Mengapa? Mengapa aku melihat diri sendiri? Aku keluar dari kamar itu dan lihat! Itu Rifal! Kenapa dia memaksakan untuk kemari? Jangan, fal, kamu masih sakit, aku tidak apa apa. Dia menembus tubuhku yang berdiri di depan pintu kamar tadi. Aku lihat dia menangis di sisi ranjang dimana aku berbaring. Dari arah kanan ujung lorong, aku melihat cahaya yang sangan terang hingga menyilaukan pandanganku. Seakan cahaya itu memanggilku. Ketika aku berjalan menuju cahaya itu, orang - orang terdekatku bermunculan dari sana. Mereka tersenyum kepadaku. Perlahan aku melangkahkan kaki, aku mencoba menggapai tangan mereka tetapi berat sekali rasanya seperti ada yang menarikku ke belakang. Tiba - tiba saja aku berada di depan pintu kamar itu lagi. Aku menoleh ke arah ranjangku dan aku kembali mendekatinya. Disana Rifal memegang erat tanganku sambil menangis. Entah mengapa dadaku terasa sakit. Aku menarik napas dalam - dalam dan seperti aku tersedak. Ayah langsung memanggil dokter. Dan entah apa yang telah terjadi, aku mulai membuka mataku walaupun berkunang - kunang. Aku sudah berada dalam ragaku lagi. Dimana mereka? Aku melihat ke arah pintu ada seseorang yang membukakan pintunya. Itu Ibu...setelah Ibu masuk, yang lain pun menghampiri. Ibu menangis tersenyum. Aku bertanya "Dimana Rifal?", tak lama kemudian Rifal pun datang membawakanku secangkir teh hangat. Yaa aku tak mengerti peristiwa apa yang telah terjadi. Semenjak saat itu, semuanya kembali normal dan kita pun selalu bersama - sama. Tak akan ada yang mampu memisahkan kebersamaan kita :) Walau badai menerpa, rintangan berbaris, kita akan menghadapinya dengan senyuman. We will reach our dreams. True love will come back in time, jangan peduli seberapa lama itu tapi yakinlah bahwa tak ada yang bisa menggantikannya meski pernah mencoba untuk mencintai oranglain. True love never ends, and true love make alive...
#nchanime #2514
Tidak ada komentar:
Posting Komentar